RSS
divine-music.info
divine-music.info

divine-music.info

Get the Flash Player to hear this stream.

Budidaya Tanaman Mentimun


PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA MENTIMUM
 

 1.PEMBIBITAN
a.persyaratan benih
Ø pilih biji yang utuh,tidak cacat atau luka,karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
Ø pilih biji yang sehat,artinya biji tidak menunjukan adanya serangan hama atau penyakit.
Ø benih atau biji bersih dari kotoran.
Ø pilih benih atau biji yang tidak keriput.
b.penyiapan benih
pengadaan benih mentimun dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri.Apabila pengadaan benih dilakukan dengan membeli,hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih benih yang bermutu baik dan telah bersetifikat
c.teknik  persemaian  benih
benih mentimun yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan.caranya,dengan merendam benih kedalam larutan fungisida agar mikrorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati.penyemaian dapat langsung dilakukan pada potrai(media semai)yang telah diisi media tanam berupa cocopi dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 dengan diisi 1 benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman 1 cm.setelah biji di tanam kemudian dibasahi dengan air

F.PEMELIHARAAN PEMBIBITAN/PENYEMAIAN
Selama awal pertumbuhan,pemeliharaan bibit tanaman dipersemaian harus dilakukan secara intensif dengan pengawasan kontinyu.pemeliharaan bibit meliputi kegiatan kegiatani:
                                                         
1.penyiraman
Penyiraman dilakukan sejak benih didalam persemaian sampai tanaman siap dipindah ke lahan produksi.penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor


2.pemindahan bibit
Bibit ketimun dapat dipindah kelahan setelah Bibit yang sudah mempunyai 2-3 helai daun sejati (berumur 20-23 hari dipersemaian).pilihlah bibit yang kuat yaitu tegak pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang sehat artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.waktu yang baik untuk menanam bibit ketimun dilahan adalah pagi atau sore hari karena pada saat itu keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit dilahan produksi harus memperhitungkan waktu,antara lain lamanya bibit dipersemaian hingga dapat dipindah ditanam kelahan dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam.lamanya waktu pembibitan sekitar 20-23 hari,sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari.oleh karena itu agar tepat waktu penanamannya di lahan,jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan


1.pembukaan lahan
Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap
a.     tahappertamaadalahmembalikagregattanahsehinggatanah yang beradapadalapisandalamdapatterangkatkepermukaan.pengolahtanahtahapinisebaiknyadilakukandenganbajak yang tarikdenganmenggunakantraktor
b.     tahapkeduatanahdigemburkandengancara di cangkul tipis tipissehinggadiperolehstrukturtanah yang gemburatauremah
c.      tahapketigapemberianpupukdenganpupukkandang yang masaksebanyak 15-20 ton/ha dan NPK (1:2:1)

2.pembentukan bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan,selanjutnya dibuat bedeng bedeng membujur kearah timur barad agar penyebaran cahaya matahari merata keseluruh tanaman.disamping membuat bedeng  juga dibuat parit parit atau selokan untuk irigasi
                                                         

3.pengapuran
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran pada tanah tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan persaratan tumbuh tanaman.pengapuran ini diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah




4.pemupukan
Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah  dan NPK (1:2:1)ditabur secara merata keseluruh bedengan.selanjutnya,tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah

5.pemberian mulsa
Penggunaan plastik hitam perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan oleh para petani.penggunaan plastik hitam perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa tanaman yang telah mati

6.pemasangan ajir
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman ketimun.hal hal yang perlu diperhatikan
a.ajir(lanjaran)terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm,tergantung dari varietasnya
b.pesangan ajir dilakukan sedini mungkin,ketika tanaman masih kecil akar masih pndek,sehingga akar tidak putus tertusuk ajir
c.cara memasang ajir bermacam macam misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga agar tidak dimakan rayap
d.tanaman timun yang telah mencapai ketinggian 10-15cm harus segera diikat pada ajir.pengikatan jangan terlalu erat yang penting tanaman  tmun dapat berdiri


TEKNIK PENANAMAN

1.penentuan pola tanam
Ada beberapa cara pola tanam yang dapat digunakan,  yaitu:
       a. cara pola tanam baris dengan jarak antar tanaman 30 cm x 40 cm (menggunakan rambatan tunggal atau ganda), lubang tanam berupa alur.
b. cara pola tanam persegi panjang dengan jarak tanam 90 cm x 60 cm (menggunakan sistem rambatan piramida).
c.cara pola  tanam persegi panjang dengan jarak tanam 80 cm x 50 cm (menggunakan sistem rambatan para-para).



2.pembuatan lubang tanam
Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu supaya basah.kedian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm.

3.cara penanaman
Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan.


PEMELIHARAAN TANAMAN

1.penjarangan dan penyulaman

Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal,misalnya tumbuh kerdil.penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam.Namun jika satu minggu sudah terlihat adanya tanamanyang mati,layu,rusak atau pertumbuhannya tidak normal,penyulaman sebaiknya segera dilakukan.Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang digunakan.
Cara penyulamannya adalah apabila tanaman yang telah mati,rusak,layu atau pertumbuhan tidak normal dicabut,kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu,dibersihkan dan diberi furadan 0,5 gram.Setelah itu,bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu.

2.penyiangan atau cutting grass

Gulma yang tumbuh di areal penanaman timun harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara.gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsure hara sehingga tanaman menjadi kerdil.gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman timun.pemberian mulsa akan mengurangi gulma.Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi




3.pengikatan
Pengikatan dilakukan saat tanaman berumur 10-15 HST dengan mengikatkan batang yang berada dibawah cabang utama dengan raffia pada lanjaran atau ajir

4.pewiwilan
Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel atau dipangkas agar tidak menjadi cabang.perempelan paling lambat dilakukan satu minggu sekali.

5.pemupukan
Pupuk yang digunakan: Urea (225 kg/ha), ZA (150 kg/ha), KCl (525 kg/ha), dan pupuk kandang (1,5-2 kg/tanaman). Pemupukan dilakukan dua kali yaitu setengah dosis sebelum tanam dan setengah dosis sisanya pada saat tanaman berumur 30 hari.Pupuk ditempatkan pada 4 lubang pupuk  yang  dibuat dengan  jarak daribatangutamatanaman10-15cm disekeliling tanaman.Lubang pemupukanberdiameter30-60 mm dengankedalaman 3-4 cm.  Pemupukan dapat dilakukan dengan system kocoran bila curah hujan sangat kurang.
6.Polinasi
a.peralatan
polinasi adalah proses menempelnya serbuk sari di kepala putik yang bertujuan untuk menghasilkan buah yang bersifat baik dari 2 varietas yang disebut F1 hibrid
alat alat yang di perlukan dalam polinasi timun yaitu:



1.kertas penutup bunga pada sore hari(warna merah)
2.kertas penutup setelah polinasi(warna putih)
3.karet gelang (tali raffia)


7.proses polinasi
1.pada sore hari sekitar pukul 13.30 dilakukan penutupan bunga betina(x)menggunakan kertas khusus berwarna merah yaitu bunga yang masih kuncup dan berwarna kuning yang siap mekar keesokan harinya.

Setelah penutupan bunga x selesai ,bunga y di petik yaitu bunga yang masih kuncup tetapi keesokan harinya akan mekar.selanjutnya dilakukan pemeraman,caranya bunga yang masih kuncup dan berwarna kuning dipetik kemudian dimasukkan kedalam kasa,bunga dalam kasa tsb dicelup kedalam air sampai merata dan semua bunga tercelup,kemudian tiriskan dengan cara mengibas ngibaskan sampai air tidak menetes,bunga y yang sudah ditiriskan dimasukan ke dalam wadah (baskom)yang di alasi kain basah dan diatasnya ditutup dengan kain basah
                                                                  
2.keesokan harinya ,bunga betina (x)yang telah di tutup diberi tanda memakai karet gelang yang dimasukan pada tangkai bunga dan buah yang dipolinasi.kemudian bunga x dibuang mahkota                                                                           
bunganya  sampai terlihat kepala putiknya.begitu pula bunga jantan(y) yang telah mekar,dibuka mahkota bunganya.lalu dilakukan proses penyerbukan (pengolesan)dan bunga betina (x)di tutup kembali (dengan kertas khusus berwarna putih).


PANEN
1.CIRI DAN UMUR  PANEN
Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.
2.CARA PANEN
Timun yang telah di panen dilakukan pemeraman selama 3-5 hari kalau buah sudah kuning semua lalu ekstrasi (pemisahan biji dari daging buah),kemudian di fermentasi selama semalam lalu pencucian dengan air bersih dan setelah selesai lalu di jemur,kemudian dilakukan sortasi(pemisahan benih yang sesuai standard yang telah ditentukan),dan setelah selesai benih benih dimasukan ke dalam plastik dan di bungkus dengan karung dan di simpan dalam gudang.


3.PENANGANAN PASCA PANEN
Setelah timun dipanen maka kita peram selama satu malam lalu kita ekstraksi dengan cara belah menjadi dua bagian dengan catatan membelah harus hati-hati karena ditakutkan biji timun akan terluka,lalu kita keluarkan biji timun dan memasukkan kedalam bak besar mengambil biji timun  tersebut menggunakan tangan jangan sekali-kali menggunakan sendok atau barang tajam karena dapat merusak biji.
          Setelah ekstraksi selesai maka kita masukkan kain kasa dan kita fermentasi dalam waktu satu malam dan setelah itu kita cuci biji hingga benar-benar bersih dan tidak ada pulp yang tersisa,setelah benar-benar bersih kita beri bayclin dengan takaran 2ml untuk 10 liter air,lalu di aduk perlahan-lahan sampai 20 menit.Pemberian bayclin ini bertujuan agar biji terhindar dari jamur juga warna menjadi putih bersih.Setelah selesai semua maka kita siapkan kain kasa kering dan mulai di jemur hingga biji timun kering.

kemurnian
Benih yang dikomersilkan mempunyai kemurnian minimal 90%, agar benih mempunyai kemurnian yang tinggi, maka benih disortasi dan dipisahkan dari kotoran pembawa benih. Sortasi benih  bertujuan memisahkan fraksi benih murni/ benih yang dikehendaki, benih tanaman lain dan kotoran benih. Sortasi bisa dilakukan setelah proses penjemuran.

RETURNING
Tidak menutup kemingkinan bahwa benih yang telah dikirimkan ke konsumen dikembalikan lagi ke perusahaan. Untuk itu perusahaan juga melakukan kontrol terhadap masalah ini. Hal pertama yang dilakukan adalah mengetahui terlebih dahulu apa permasalahan yang dialami konsumen sehingga benih dikembalikan lagi. Misal saja daya kecambah kurang. Maka langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan uji  daya kecambah ulang. Jika ternyata daya kecambahnya kurang, maka perusahaan mengganti kerugian sebesar benih yang telah dibeli. Namun jika ternyata daya kecambah benih masih memenuhi kriteria minimal, maka menurunnya daya kecambah tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misal disebabkan oleh tempat yang kurang cocok untuk pertumbuhan benih.
PEMASARAN
Sistem pemasaran ini biasanya disalurkan ke toko-toko khusus penjualan dari PT.TAGEA SEED  yang dibantu tenaga marketing. Untuk system tenaga marketing hanyalah ada didaerah jawa tengah saja. Untuk konsumen tidak bias langsung membeli di perusahaan, biasanya pihak  perusahaan  mengarahkan ke toko-toko terdekat .Tetapi untuk saat ini diberlakukan sisten 2 basecamp yang berada di  Temanggung  dan Magelang. Setiap 1 basecamp membawai  5-6  orang dan untuk  pembagian  wilayah  masing-masing  mengacu pada pembagian wilayah yang sudah di di sepakati.
Dalam usaha pembenihan timun ini TAGEA SEED telah mempunyai standarisasi perusahaan sendiri agar benih yang dihasilkan benar-benar bermutu baik. Dan perusahaan siap untuk membantu dalam memberikan informasi tentang cara-cara budidaya timun agar mangasilkan panen yang lebih banyak. Ini semua wujud kepedulian kami dalam membantu meningkatkan taraf  hidup para petani.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

EKSTRAKSI BENIH




EKSTRAKSI BENIH
 
http://laeliyahagro.files.wordpress.com/2011/03/uhuy-0163.jpg 
           

Ekstraksi benih merupakan suatu proses pemecahan biji dari tangkai ekstraksibenihai ,malai, dari kulit bijiserta daging buah tergantungjenis komoditas buah yang dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan ekstraksi benih adalah :
(1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan,
(2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya,
(3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan.
Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan atau dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemanpuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih baik daripada benih yang diekstraksi atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi.

Metode ekstraksi pada buah kering merekah seperti polong, folicles, kapsul dan kerucut dapat dilakukan melalu:
(1) Pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk membuka buah karena pada tipe ini, buah mudah sekali terbuka apabila dalam kondisi kering sehingga ekstraksi mudah dilakukan. Pengeringan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan untuk menghindari pemanasan berlebihan,
(2) Diayak/diputar dalam drum atau silinder. Contoh buah tipe ini adalah Pinus, Eucalyptus dan kebanyakan Leguminoceae.
Buah kering tidak merekah seperti Acasia nilotica dan A. Siberiana, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan dan pemukulan untuk melepas benih. Kebanyakan polong kecil yang tidak merekah dapat dipisah dengan memukulnya, menggerusnya dalam mortar, menggulung dalam drum, memukul atau memutar dalam silinder pengaduk/pencampur semen dengan balok kayu keras.
Buah berserat keras seperti buah kerucut, kapsul dan beberapa buah berkomponen kering. Tipe ini secara morfologis mudah membuka, tetapi mekanisme membukanya memerlukan suhu tinggi. Ekstraksi dilakukan dengan cara:
 (1) Pemanasan dalam oven kemudian diputar dalam drum,
(2) Pembakaran permukaan buah kemudian pemutaran dalam drum. Alternatif lain apabila tidak tersedia oven, buah yang sangat keras dapat dibuka dengan meletakkannya dalam kawat (kasa) di atas arang membara sampai terbuka. Setelah buah membuka, segera dicelupkan ke dalam air dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Buah berdaging lunak mengandung serat tipis seperti, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan, perendaman hingga sampai jenuh dan pencucian. Buah berdaging lunak mengandung serat lunak seperti Prunus, Ole, Ficus, ekstraksi dilakukan dengan cara: perendaman, fermentasi dan pencucian, Perendaman hingga sampai jenuh, pencucian.
Buah lunak mengandung bahan berserat, lunak, seperti jati putih, ekstraksi dilakukan dengan perendaman hingga jenuh, pencucian, diamplas/digosok. Buah berdaging mengandung jalinan serat seperti Tectona grandis, ekstraksi dilakukan dengan perendaman, diamplas/digosok.
Benih dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara ekstraksi basah atau kering. Selama proses ekstraksi kering, kotoran pertama – tama dikeringkan dan dipisah – pisah dengan memukul perlahan – lahan dalam mortar atau semacamnya, kemudian dibersihkan menggunakan silinder berputar dan penyaringan.
Selama ekstraksi basah, kotoran direndam dan dicuci dalam air. Benih yang mengumpul di bagian bawah wadah kemudian dipisahkan dengan menyaringnya di bawah aliran air. Ekstraksi basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari berbagai jenis yang akan mempersulit pemisahannya.
Semut dan rayap dapat segera membersihkan buah dan benih bahan yang manis dengan efisien, dalam keadaan lembab dan kering. Rayap terus menerus memakan hanya bagian buah saja dan dengan cepat benih menjadi bersih. Namum perlu diperhatikan bahwa proses ekstraksi oleh rayap umumnya bukan merupakan ide bagus bila dekat dengan bangunan dan berada di dalam persemaian. Memberi makan rayap seperti itu secara tidak langsung dapat menarik dan membantunya memperbanyak diri. Hal ini akan menyebabkan permasalahan selanjutnya. Sedangkan untuk semut, cara ini kurang menimbulkan masalah dan dapat digunakan untuk pembersihan akhir daging buah tersisa yang masih melekat.

Metode Ekstraksi Benih
  • Metode Basah
            Ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica.
  • Fermentasi
Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150 C-220C, dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut dikering anginkan pada suhu 310 C hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang aman bagi penyimpanan
(Pitojo, 2005).
  • Mekanis
Pada usaha skala besar, pemisahan benih dari daging buahnya akan kurang efisien jika menggunakan tenaga manual. Proses pembijian dilakukan dengan menggunakan mesin (seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan membersihkan benih dari pulp yang mengandung inhibitor.
(Kamil, J, 1982)
  • Kimiawi
Menggunakan zat kimia misalnya HCL 35%, dengan dosis 5 liter HCL 35% dicampur dengan 100 liter air. Kemudian larutan HCL digunakan untuk merendam pulp. Setelah direndam dan diaduk selama 30 menit, massa pulp akan mengambang dipermukaan sehingga mudah dipisahkan dari benih yang tenggelam didasar wadah. Setelah dipisahkan benih dicuci dengan air hingga bekas pencuciannya bersifat netral (dapat dicek dengan menggunakan kertas lakmus).
(Kuswanto.2003)
            Pemisahan biji setelah fermentasi dapat dilaukan dengan menggunakan sodium karbonat 10% selama dua hari, namun cara tesebut jarang digunakan oleh perusahaan benih, pemisahan biji dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara cepat degan menggunakan HCL 1 N sebanyak 7-8 ml/l larutan, dibiarkan selama 1-2 jam. Namun jika tidak dilakukan secara tepat perlakuan dengan bahan kimia tersebut dapat menurunkan daya kecambah .
(Pitojo, 2005).
            Memanfaatkan kapur tohor sebagai bahan untuk ekstraksi basah menunjukkan bahwa pada konsentrasi kapur tohor 20 g/l dengan lama perendaman 30 menit memberikan potensi tumbuh terbaik (96%) untuk benih manggis. Manggis dan ketimun termasuk kedalam tipe buah berdagung dan berair sehingga diharapkan kapur tohor juga dapat dipalikasikan dalam ekstraksi benih ketimun. Adapun keuntungan dari penggunaan kapur tohor adalah prosesnya berjalan cepat, harganya murah 2000/kg dapat mencegah terjadinya pembusukan yang dapat mempengaruhi kualitas benih terutama viabilitasnya dan tidak menyebabkan perubahan warna.
(Murniati.1996)
  • Metode Kering
Ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin.
(Kuswanto.1997)
2.4 Manfaat Ekstraksi Benih
  • Memisahkan benih dari buah
  • Memisahkan benih dari kotoran lainnya
  • Meningkatkan kemurnian benih.
(Sadjad.1975)
2.5 Tujuan Pengeringan
Mengurangi kadar air benih sampai batas aman terutama yang berada di daerah bersuhu dan kelembaban tinggi dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti.
(Sutopo. 2002)
2.6 Metode Pengeringan
Pengeringan benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  • Pengeringan dalam karung (bag driers)
Pengeringan benih dalam karung dilakukan bila benih yang
akan dikeringkan berasal dari banyak varietas atau bila volume
benih yang diproduksi kecil. Karung yang digunakan terbuat dari
bahan yute, sehingga dapat dilalui udara untuk proses
pengeringan.
  • Pengeringan dalam Kotak (box driers)
Pengeringan dalam kotak merupakan modifikasi dari bag driers dan metode yang paling lazim digunakan dalam pengeringan benih. Bahan box berupa bahan lokal yang dimasukan ke dalam wadah dari logam yang berlubang-lubang
atau kawat.
  • Bin driers
Dilakukan jika benih yang diperoleh berasal dari bulk dengan jumlah lebih dari 5 ton
  • Flat storage drying
Jika benih yang dihasilkan banyak dan hanya satu varietas saja

(Wahyu dan Asep.1995)
  • Pengeringan secara alami (natural drying)
Pengeringan ini dilakukan penjemuran dengan panas matahari secara langsung. Perlu penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.

  • Pengeringan buatan (artificial drying)
    Pengeringan ini dengan mesin atau alat dapat dilakukan, apabila :
    a. Mencapai maksud pengeringan sesuai yang diharapkan;
    b. Tercapai pengeringan tanpa tergantung pada kondisi cuaca;
    c. Kualitas benih terjaga.
Perlu penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.

(Kamil. 1982)
2.7 Manfaat Pengeringan
  • Meningkatkan daya simpan benih.
  • Mempertahankan viabilitas benih.
  • Menghasilkan benih berkualitas
  • Mempertahankan daya fisiologi benih.
  • Menambah nilai ekonomis.

Ekstraksi benih adalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan benih dari bagian tanaman yang lain seperti tangkai malai, daging buah dan kulit buah .Beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam memilih metode ekstraksi yang akan digunakan, yaitu :
Skala produksi
Banyaknya benih yang akan dipanen berkaitan dengan waktu dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk ekstraksi, karena setelah benih selesai dipanen harus segera diekstraksi untuk menghindari terjadinya kerusakan benih.
Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia, semakin sedikit tenaga kerja yang tersedia biaya atau ongkos yang dikeluarkan untuk tenaga kerja semakin mahal dan hal ini akan mempengaruhi besarnya biaya produksi, harga jual benih dan keuntungan yang diperoleh oleh penangkar benih atau produsen benih.
Sarana dan prasarana
Pemilihan metode ekstraksi sangat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penangkar benih ataupun produsen benih, karena tidak semuanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Modal
Kelengkapan sarana dan prasarana akan mempercepat proses ekstraksi, namun tersedianya sarana dan prasarana tersebut berkaitan dengan besarnya modal usaha. Sementara itu untuk menyediakan sarana dan prasarana membutuhkan biaya yang besar dan seperti diketahui bahwa industri benih termasuk dalam kelompok usaha agribisnis yang lambat dalam menghasilkan keuntungan dan mengembalikan modal kerja.
Kerusakan
Benih seharusnya dipanen pada saat masak fisiologis tetapi pada kebanyakan penangkar benih memanen benih pada saat masak morfologis , karena masak morfologis lebih mudah ditangani dan untuk menentukan saat fisiologis dibutuhkan peralatan laboratorium serta keahlian khusus yang belum tentu dimiliki oleh setiap penangkar benih. Jika benih di panen  pada saat masak fisiologis maka kadar air benih masih tinggi sehingga benih mengalami kerusakan ,oleh karena itu proses ekstraksi harus dilakukan secara hati-hati.
Sifat benih
Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih, oleh karena itu  pemilihan metode ekstraksi harus disesuaikan dengan struktur benih sehingga kerusaakan benih akibat proses ekstraksi dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapat perhatian yang serius dalam melakukan ekstraksi.
Sifat buah
Berdasarkan sifatnya, buah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yang antara lain:
Dry seed ( buah batu ); buah batu mempunyai kadar air agak rendah pada saat benih mulai masak, karena benih mulai mengering pada tanaman induknya sebelum di panen. Beberapa tanaman yang termasuk dalam buah batu adalah kubis, selada, kacang-kacangan dan bawang.
Fleshy fruit ( buah berdaging ); pada buah berdaging, sebelum benih di ekstraksi buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam buah berdaging adalah cabai, okra dan pare ( bitter gourd )
Wet fleshy fruit ( buah berdaging dan berair ); Buah tipe ini, selain berdaging juga berair seperti tomat dan semangka sehingga pada saat benih masaak fisiologis dan masak morfologis kandungan air benih masih tinggi dan benih diselaputi oleh lendir yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Sebelum benih dikeringkan lendir yang ada dihilangkan dengan cara kimiawi atau tanpa menggunakan zat kimia tetapi dengan cara difermentasikan terlebih dahulu kemudian benih dicuci dengan air sampai bersih dan bebas dari lendir. - See more at: http://syarattumbuh.blogspot.com/2013/05/pengertian-ekstraksi-benih.html#sthash.fZRwEDUy.dpuf

Ekstraksi benih adalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan benih dari bagian tanaman yang lain seperti tangkai malai, daging buah dan kulit buah .Beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam memilih metode ekstraksi yang akan digunakan, yaitu :
Skala produksi
Banyaknya benih yang akan dipanen berkaitan dengan waktu dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk ekstraksi, karena setelah benih selesai dipanen harus segera diekstraksi untuk menghindari terjadinya kerusakan benih.
Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia, semakin sedikit tenaga kerja yang tersedia biaya atau ongkos yang dikeluarkan untuk tenaga kerja semakin mahal dan hal ini akan mempengaruhi besarnya biaya produksi, harga jual benih dan keuntungan yang diperoleh oleh penangkar benih atau produsen benih.
Sarana dan prasarana
Pemilihan metode ekstraksi sangat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penangkar benih ataupun produsen benih, karena tidak semuanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Modal
Kelengkapan sarana dan prasarana akan mempercepat proses ekstraksi, namun tersedianya sarana dan prasarana tersebut berkaitan dengan besarnya modal usaha. Sementara itu untuk menyediakan sarana dan prasarana membutuhkan biaya yang besar dan seperti diketahui bahwa industri benih termasuk dalam kelompok usaha agribisnis yang lambat dalam menghasilkan keuntungan dan mengembalikan modal kerja.
Kerusakan
Benih seharusnya dipanen pada saat masak fisiologis tetapi pada kebanyakan penangkar benih memanen benih pada saat masak morfologis , karena masak morfologis lebih mudah ditangani dan untuk menentukan saat fisiologis dibutuhkan peralatan laboratorium serta keahlian khusus yang belum tentu dimiliki oleh setiap penangkar benih. Jika benih di panen  pada saat masak fisiologis maka kadar air benih masih tinggi sehingga benih mengalami kerusakan ,oleh karena itu proses ekstraksi harus dilakukan secara hati-hati.
Sifat benih
Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih, oleh karena itu  pemilihan metode ekstraksi harus disesuaikan dengan struktur benih sehingga kerusaakan benih akibat proses ekstraksi dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapat perhatian yang serius dalam melakukan ekstraksi.
Sifat buah
Berdasarkan sifatnya, buah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yang antara lain:
Dry seed ( buah batu ); buah batu mempunyai kadar air agak rendah pada saat benih mulai masak, karena benih mulai mengering pada tanaman induknya sebelum di panen. Beberapa tanaman yang termasuk dalam buah batu adalah kubis, selada, kacang-kacangan dan bawang.
Fleshy fruit ( buah berdaging ); pada buah berdaging, sebelum benih di ekstraksi buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam buah berdaging adalah cabai, okra dan pare ( bitter gourd )
Wet fleshy fruit ( buah berdaging dan berair ); Buah tipe ini, selain berdaging juga berair seperti tomat dan semangka sehingga pada saat benih masaak fisiologis dan masak morfologis kandungan air benih masih tinggi dan benih diselaputi oleh lendir yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Sebelum benih dikeringkan lendir yang ada dihilangkan dengan cara kimiawi atau tanpa menggunakan zat kimia tetapi dengan cara difermentasikan terlebih dahulu kemudian benih dicuci dengan air sampai bersih dan bebas dari lendir. - See more at: http://syarattumbuh.blogspot.com/2013/05/pengertian-ekstraksi-benih.html#sthash.fZRwEDUy.dpuf
http://rajabenih.com/ekstraksi-benih
http://veganojustice.wordpress.com/2011/07/18/ekstraksi-pada-benih/ 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
gambar