RSS
divine-music.info
divine-music.info

divine-music.info

Get the Flash Player to hear this stream.

EKSTRAKSI BENIH




EKSTRAKSI BENIH
 
http://laeliyahagro.files.wordpress.com/2011/03/uhuy-0163.jpg 
           

Ekstraksi benih merupakan suatu proses pemecahan biji dari tangkai ekstraksibenihai ,malai, dari kulit bijiserta daging buah tergantungjenis komoditas buah yang dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan ekstraksi benih adalah :
(1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan,
(2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya,
(3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan.
Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan atau dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemanpuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih baik daripada benih yang diekstraksi atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi.

Metode ekstraksi pada buah kering merekah seperti polong, folicles, kapsul dan kerucut dapat dilakukan melalu:
(1) Pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk membuka buah karena pada tipe ini, buah mudah sekali terbuka apabila dalam kondisi kering sehingga ekstraksi mudah dilakukan. Pengeringan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan untuk menghindari pemanasan berlebihan,
(2) Diayak/diputar dalam drum atau silinder. Contoh buah tipe ini adalah Pinus, Eucalyptus dan kebanyakan Leguminoceae.
Buah kering tidak merekah seperti Acasia nilotica dan A. Siberiana, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan dan pemukulan untuk melepas benih. Kebanyakan polong kecil yang tidak merekah dapat dipisah dengan memukulnya, menggerusnya dalam mortar, menggulung dalam drum, memukul atau memutar dalam silinder pengaduk/pencampur semen dengan balok kayu keras.
Buah berserat keras seperti buah kerucut, kapsul dan beberapa buah berkomponen kering. Tipe ini secara morfologis mudah membuka, tetapi mekanisme membukanya memerlukan suhu tinggi. Ekstraksi dilakukan dengan cara:
 (1) Pemanasan dalam oven kemudian diputar dalam drum,
(2) Pembakaran permukaan buah kemudian pemutaran dalam drum. Alternatif lain apabila tidak tersedia oven, buah yang sangat keras dapat dibuka dengan meletakkannya dalam kawat (kasa) di atas arang membara sampai terbuka. Setelah buah membuka, segera dicelupkan ke dalam air dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Buah berdaging lunak mengandung serat tipis seperti, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan, perendaman hingga sampai jenuh dan pencucian. Buah berdaging lunak mengandung serat lunak seperti Prunus, Ole, Ficus, ekstraksi dilakukan dengan cara: perendaman, fermentasi dan pencucian, Perendaman hingga sampai jenuh, pencucian.
Buah lunak mengandung bahan berserat, lunak, seperti jati putih, ekstraksi dilakukan dengan perendaman hingga jenuh, pencucian, diamplas/digosok. Buah berdaging mengandung jalinan serat seperti Tectona grandis, ekstraksi dilakukan dengan perendaman, diamplas/digosok.
Benih dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara ekstraksi basah atau kering. Selama proses ekstraksi kering, kotoran pertama – tama dikeringkan dan dipisah – pisah dengan memukul perlahan – lahan dalam mortar atau semacamnya, kemudian dibersihkan menggunakan silinder berputar dan penyaringan.
Selama ekstraksi basah, kotoran direndam dan dicuci dalam air. Benih yang mengumpul di bagian bawah wadah kemudian dipisahkan dengan menyaringnya di bawah aliran air. Ekstraksi basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari berbagai jenis yang akan mempersulit pemisahannya.
Semut dan rayap dapat segera membersihkan buah dan benih bahan yang manis dengan efisien, dalam keadaan lembab dan kering. Rayap terus menerus memakan hanya bagian buah saja dan dengan cepat benih menjadi bersih. Namum perlu diperhatikan bahwa proses ekstraksi oleh rayap umumnya bukan merupakan ide bagus bila dekat dengan bangunan dan berada di dalam persemaian. Memberi makan rayap seperti itu secara tidak langsung dapat menarik dan membantunya memperbanyak diri. Hal ini akan menyebabkan permasalahan selanjutnya. Sedangkan untuk semut, cara ini kurang menimbulkan masalah dan dapat digunakan untuk pembersihan akhir daging buah tersisa yang masih melekat.

Metode Ekstraksi Benih
  • Metode Basah
            Ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica.
  • Fermentasi
Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150 C-220C, dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut dikering anginkan pada suhu 310 C hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang aman bagi penyimpanan
(Pitojo, 2005).
  • Mekanis
Pada usaha skala besar, pemisahan benih dari daging buahnya akan kurang efisien jika menggunakan tenaga manual. Proses pembijian dilakukan dengan menggunakan mesin (seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan membersihkan benih dari pulp yang mengandung inhibitor.
(Kamil, J, 1982)
  • Kimiawi
Menggunakan zat kimia misalnya HCL 35%, dengan dosis 5 liter HCL 35% dicampur dengan 100 liter air. Kemudian larutan HCL digunakan untuk merendam pulp. Setelah direndam dan diaduk selama 30 menit, massa pulp akan mengambang dipermukaan sehingga mudah dipisahkan dari benih yang tenggelam didasar wadah. Setelah dipisahkan benih dicuci dengan air hingga bekas pencuciannya bersifat netral (dapat dicek dengan menggunakan kertas lakmus).
(Kuswanto.2003)
            Pemisahan biji setelah fermentasi dapat dilaukan dengan menggunakan sodium karbonat 10% selama dua hari, namun cara tesebut jarang digunakan oleh perusahaan benih, pemisahan biji dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara cepat degan menggunakan HCL 1 N sebanyak 7-8 ml/l larutan, dibiarkan selama 1-2 jam. Namun jika tidak dilakukan secara tepat perlakuan dengan bahan kimia tersebut dapat menurunkan daya kecambah .
(Pitojo, 2005).
            Memanfaatkan kapur tohor sebagai bahan untuk ekstraksi basah menunjukkan bahwa pada konsentrasi kapur tohor 20 g/l dengan lama perendaman 30 menit memberikan potensi tumbuh terbaik (96%) untuk benih manggis. Manggis dan ketimun termasuk kedalam tipe buah berdagung dan berair sehingga diharapkan kapur tohor juga dapat dipalikasikan dalam ekstraksi benih ketimun. Adapun keuntungan dari penggunaan kapur tohor adalah prosesnya berjalan cepat, harganya murah 2000/kg dapat mencegah terjadinya pembusukan yang dapat mempengaruhi kualitas benih terutama viabilitasnya dan tidak menyebabkan perubahan warna.
(Murniati.1996)
  • Metode Kering
Ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin.
(Kuswanto.1997)
2.4 Manfaat Ekstraksi Benih
  • Memisahkan benih dari buah
  • Memisahkan benih dari kotoran lainnya
  • Meningkatkan kemurnian benih.
(Sadjad.1975)
2.5 Tujuan Pengeringan
Mengurangi kadar air benih sampai batas aman terutama yang berada di daerah bersuhu dan kelembaban tinggi dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti.
(Sutopo. 2002)
2.6 Metode Pengeringan
Pengeringan benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  • Pengeringan dalam karung (bag driers)
Pengeringan benih dalam karung dilakukan bila benih yang
akan dikeringkan berasal dari banyak varietas atau bila volume
benih yang diproduksi kecil. Karung yang digunakan terbuat dari
bahan yute, sehingga dapat dilalui udara untuk proses
pengeringan.
  • Pengeringan dalam Kotak (box driers)
Pengeringan dalam kotak merupakan modifikasi dari bag driers dan metode yang paling lazim digunakan dalam pengeringan benih. Bahan box berupa bahan lokal yang dimasukan ke dalam wadah dari logam yang berlubang-lubang
atau kawat.
  • Bin driers
Dilakukan jika benih yang diperoleh berasal dari bulk dengan jumlah lebih dari 5 ton
  • Flat storage drying
Jika benih yang dihasilkan banyak dan hanya satu varietas saja

(Wahyu dan Asep.1995)
  • Pengeringan secara alami (natural drying)
Pengeringan ini dilakukan penjemuran dengan panas matahari secara langsung. Perlu penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.

  • Pengeringan buatan (artificial drying)
    Pengeringan ini dengan mesin atau alat dapat dilakukan, apabila :
    a. Mencapai maksud pengeringan sesuai yang diharapkan;
    b. Tercapai pengeringan tanpa tergantung pada kondisi cuaca;
    c. Kualitas benih terjaga.
Perlu penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.

(Kamil. 1982)
2.7 Manfaat Pengeringan
  • Meningkatkan daya simpan benih.
  • Mempertahankan viabilitas benih.
  • Menghasilkan benih berkualitas
  • Mempertahankan daya fisiologi benih.
  • Menambah nilai ekonomis.

Ekstraksi benih adalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan benih dari bagian tanaman yang lain seperti tangkai malai, daging buah dan kulit buah .Beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam memilih metode ekstraksi yang akan digunakan, yaitu :
Skala produksi
Banyaknya benih yang akan dipanen berkaitan dengan waktu dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk ekstraksi, karena setelah benih selesai dipanen harus segera diekstraksi untuk menghindari terjadinya kerusakan benih.
Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia, semakin sedikit tenaga kerja yang tersedia biaya atau ongkos yang dikeluarkan untuk tenaga kerja semakin mahal dan hal ini akan mempengaruhi besarnya biaya produksi, harga jual benih dan keuntungan yang diperoleh oleh penangkar benih atau produsen benih.
Sarana dan prasarana
Pemilihan metode ekstraksi sangat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penangkar benih ataupun produsen benih, karena tidak semuanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Modal
Kelengkapan sarana dan prasarana akan mempercepat proses ekstraksi, namun tersedianya sarana dan prasarana tersebut berkaitan dengan besarnya modal usaha. Sementara itu untuk menyediakan sarana dan prasarana membutuhkan biaya yang besar dan seperti diketahui bahwa industri benih termasuk dalam kelompok usaha agribisnis yang lambat dalam menghasilkan keuntungan dan mengembalikan modal kerja.
Kerusakan
Benih seharusnya dipanen pada saat masak fisiologis tetapi pada kebanyakan penangkar benih memanen benih pada saat masak morfologis , karena masak morfologis lebih mudah ditangani dan untuk menentukan saat fisiologis dibutuhkan peralatan laboratorium serta keahlian khusus yang belum tentu dimiliki oleh setiap penangkar benih. Jika benih di panen  pada saat masak fisiologis maka kadar air benih masih tinggi sehingga benih mengalami kerusakan ,oleh karena itu proses ekstraksi harus dilakukan secara hati-hati.
Sifat benih
Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih, oleh karena itu  pemilihan metode ekstraksi harus disesuaikan dengan struktur benih sehingga kerusaakan benih akibat proses ekstraksi dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapat perhatian yang serius dalam melakukan ekstraksi.
Sifat buah
Berdasarkan sifatnya, buah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yang antara lain:
Dry seed ( buah batu ); buah batu mempunyai kadar air agak rendah pada saat benih mulai masak, karena benih mulai mengering pada tanaman induknya sebelum di panen. Beberapa tanaman yang termasuk dalam buah batu adalah kubis, selada, kacang-kacangan dan bawang.
Fleshy fruit ( buah berdaging ); pada buah berdaging, sebelum benih di ekstraksi buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam buah berdaging adalah cabai, okra dan pare ( bitter gourd )
Wet fleshy fruit ( buah berdaging dan berair ); Buah tipe ini, selain berdaging juga berair seperti tomat dan semangka sehingga pada saat benih masaak fisiologis dan masak morfologis kandungan air benih masih tinggi dan benih diselaputi oleh lendir yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Sebelum benih dikeringkan lendir yang ada dihilangkan dengan cara kimiawi atau tanpa menggunakan zat kimia tetapi dengan cara difermentasikan terlebih dahulu kemudian benih dicuci dengan air sampai bersih dan bebas dari lendir. - See more at: http://syarattumbuh.blogspot.com/2013/05/pengertian-ekstraksi-benih.html#sthash.fZRwEDUy.dpuf

Ekstraksi benih adalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan benih dari bagian tanaman yang lain seperti tangkai malai, daging buah dan kulit buah .Beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam memilih metode ekstraksi yang akan digunakan, yaitu :
Skala produksi
Banyaknya benih yang akan dipanen berkaitan dengan waktu dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk ekstraksi, karena setelah benih selesai dipanen harus segera diekstraksi untuk menghindari terjadinya kerusakan benih.
Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia, semakin sedikit tenaga kerja yang tersedia biaya atau ongkos yang dikeluarkan untuk tenaga kerja semakin mahal dan hal ini akan mempengaruhi besarnya biaya produksi, harga jual benih dan keuntungan yang diperoleh oleh penangkar benih atau produsen benih.
Sarana dan prasarana
Pemilihan metode ekstraksi sangat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penangkar benih ataupun produsen benih, karena tidak semuanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Modal
Kelengkapan sarana dan prasarana akan mempercepat proses ekstraksi, namun tersedianya sarana dan prasarana tersebut berkaitan dengan besarnya modal usaha. Sementara itu untuk menyediakan sarana dan prasarana membutuhkan biaya yang besar dan seperti diketahui bahwa industri benih termasuk dalam kelompok usaha agribisnis yang lambat dalam menghasilkan keuntungan dan mengembalikan modal kerja.
Kerusakan
Benih seharusnya dipanen pada saat masak fisiologis tetapi pada kebanyakan penangkar benih memanen benih pada saat masak morfologis , karena masak morfologis lebih mudah ditangani dan untuk menentukan saat fisiologis dibutuhkan peralatan laboratorium serta keahlian khusus yang belum tentu dimiliki oleh setiap penangkar benih. Jika benih di panen  pada saat masak fisiologis maka kadar air benih masih tinggi sehingga benih mengalami kerusakan ,oleh karena itu proses ekstraksi harus dilakukan secara hati-hati.
Sifat benih
Metode ekstraksi sangat berkaitan dengan struktur benih, oleh karena itu  pemilihan metode ekstraksi harus disesuaikan dengan struktur benih sehingga kerusaakan benih akibat proses ekstraksi dapat dicegah. Benih berstruktur rapuh harus mendapat perhatian yang serius dalam melakukan ekstraksi.
Sifat buah
Berdasarkan sifatnya, buah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yang antara lain:
Dry seed ( buah batu ); buah batu mempunyai kadar air agak rendah pada saat benih mulai masak, karena benih mulai mengering pada tanaman induknya sebelum di panen. Beberapa tanaman yang termasuk dalam buah batu adalah kubis, selada, kacang-kacangan dan bawang.
Fleshy fruit ( buah berdaging ); pada buah berdaging, sebelum benih di ekstraksi buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam buah berdaging adalah cabai, okra dan pare ( bitter gourd )
Wet fleshy fruit ( buah berdaging dan berair ); Buah tipe ini, selain berdaging juga berair seperti tomat dan semangka sehingga pada saat benih masaak fisiologis dan masak morfologis kandungan air benih masih tinggi dan benih diselaputi oleh lendir yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Sebelum benih dikeringkan lendir yang ada dihilangkan dengan cara kimiawi atau tanpa menggunakan zat kimia tetapi dengan cara difermentasikan terlebih dahulu kemudian benih dicuci dengan air sampai bersih dan bebas dari lendir. - See more at: http://syarattumbuh.blogspot.com/2013/05/pengertian-ekstraksi-benih.html#sthash.fZRwEDUy.dpuf
http://rajabenih.com/ekstraksi-benih
http://veganojustice.wordpress.com/2011/07/18/ekstraksi-pada-benih/ 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
gambar